I. Pengendalian dalam sistem
Pengendalian dalam sebuah sistem pada dasarnya berarti
menjaga agar sistem beroperasi dalam batas prestasi tertentu. Sebuah sistem
yang berada dalam kendali akan
beroperasi dalam batas toleransi yang
telah ditentukan.
Keluaran dari sebuah sistem kadang-kadang tidak sesuai
dengan keluaran yang semestinya (standar), hal ini membutuhkan pengendalian
melalui sistem umpan balik untuk mencari gangguan-gangguan yang menghambat,
sehingga terjadi hal seperti itu.
Agar sistem umpan balik itu dapat berjalan baik maka sistem
harus memiliki standar keterukuran keluaran, sensor yang dapat menangkap
kondisi setiap keluaran, alat yang dapat membandingkan keluaran yang terjadi
dengan keluaran standar, serta alat yang bergerak mengoreksi masukan. Oleh
karena sistem keorganisasian mempunyai sifat terbuka, berbagai kemungkinan
gangguan bisa terjadi dan tidak terduga. Mengingat hal itu manajer harus mampu
dan siap menghadapi segala kemungkinan gangguan dalam hal inilah berlaku “hukum
variasi kebutuhan pengendalian”. Tentu saja tidak seluruh tanggapan korektif
dari sistem umpan balik harus diterima, hal ini akan tergantung kepada kepentingan
organisasi, karena itu berlaku fungsi penyaringan. Artinya hal-hal yang tidak
prinsipil dan tidak terlalu mengganggu jalannya organisasi tanggapan korektif
bisa diabaikan.
Adapun beberapa unsur pengendalian adalah sebagai berikut :
suatu standar yang
memmemperincikan prestasi yang diharap.hal ini besa berupa anggaran prosedur
pengoperasian,atau suatu algoritma keputusan.
suatu ukuran
prestasi aktual.
suatu perbandingan
antara prestasi yang diharapkan dan nyata.
suatu laporan penyimpangan
pada sebuah unit pengendalian, misalnya seorang manajer
suatu rangkaian
tindakan yang diambil unit pengendalian untuk mengubah prestasi mendatang kalau
saat ini ada keadaan yang kurang menguntungkan disertai serangkaian aturan
keputusan untuk pemilihan jawaban yang tepat.
II. Pengertian Sistem
Sistem informasi dengan pendekatan sistem manusia/mesin akan
memadukan dua unsur, yaitu unsur manusia dengan unsur mesin. Sistem manusia
merupakan sistem terbuka dan probabilistik, sedangkan sistem mesin atau
komputer merupakan sistem relatif tertutup dan deterministik.
Dengan memadukan dua sistem dengan karakter yang berbeda;
maka akan terjadi saling mengisi dan saling melengkapi, sehingga bila salah
satu sistem tidak ada, sistem informasi tidak akan jalan; meskipun dalam
pelaksanaannya terdapat berbagai jenis kombinasi dari kedua unsur tersebut.
Untuk lebih memahami karakteristik sistem dengan segala
seluk-beluk yang terdapat di dalamnya, dilakukan dengan pengunsuran
(factoring), dengan demikian akan dapat diketahui sampai bagian-bagian yang
sekecil-kecilnya. Dalam menganalisis sistem yang besar dengan jumlah subsistem
dan interface yang sangat banyak, akan sangat rumit dilakukan, Untuk
menyederhanakan sistem yang besar itu biasa dilaksanakan dengan simplifikasi
dan pemisahan.
Sebuah sistem terdiri atas bagian-bagian yang bergabung
untuk satu tujuan. Model dasarnya adalah masukan, pengolahan, dan keluaran,
tetapi dapat pula dikembangkan hingga menyertakan pula penyimpanan. Sistem
dapat terbuka atau tertutup, tetapi sistem informasi biasanya adalah sistem
terbuka, berarti menerima beberapa masukan tak terkendali dari lingkunganya.
Beberapa jenis sistem adalah :
1. Sistem Deterministik dan Probabilistik
Disebut deterministik jika sebuah sistem beroperasi dalam
cara yang dapat diramalkan secara tepat.
Disebut probabilistik jika sistem masih ada
kemungkinan-kemungkinan dan ada sedikit kesalahan atas ramalan terhadap
jalannya sistem.
2. Sistem Tertutup dan Terbuka
Sistem tertutup tidak bertukar materi, informasi atau energi
dengan lingkungannya.
Sistem terbuka mengadakan penukaran informasi, materi atau
energi dengan lingkungannya.
3. Sistem Manusia/ Mesin
Ada berbagai kemungkinan untuk mengadakan kombinasi antara
manusia dan mesin . sistem manusia/mesin dapat mengandalkan mesin dan memakai
manusia hanya sebagai monitor atau operasi mesin. Atau pada ekstrim lain,
sebuah sistem dapat menekankan pada manusia sehingga mesin hanya melaksanakan
peran pendukung seperti menyediakan perhitungan atau mencari data.
III. Pengertian Informasi
Terdapat perbedaan tentang pengertian informasi dalam
percakapan sehari-hari dengan yang digunakan pada sistem informasi manajemen.
Pada sistem informasi, istilah informasi mempunyai karakter tersendiri,
diantaranya memiliki nilai dalam prosses pengambilan keputusan. Sehubungan
dengan itu informasi dapat diartikan sebagai data mentah, data tersusun, atau
kapasitas sebuah saluran komunikasi. Selain itu informasi dapat memperkaya penyajian,
atau mempunyai nilai kejutan, yaitu mengungkapkan sesuatu yang penerimanya
tidak tahu atau tidak menyangka sebelumnya.
Informasi dapat mengurangi ketidakpastian, karena informasi
dapat mengubah kemungkinan-kemungkinan hasil yang diharapkan melalui sebuah
keputusan. Berdasar-kan pada hal-hal tersebut di atas, maka informasi dalam SIM
dapat didefinisikan sebagai berikut: Informasi adalah data yang telah diolah
menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya, dan bermanfaat dalam
mengambil keputusan saat ini atau yang akan datang.
Suatu informasi bisa merupakan bahan jadi bagi pengambil
keputusan tahapan tertentu, tetapi bisa pula merupakan bahan mentah bagi
pengambil keputusan untuk tahapan berikutnya.
Definisi umum untuk “informasi” dalam pemakaian system
informasi adalah sebagai berikut : Informasi adalah data yang telah diolah
menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam
mengambil keputusan saat ini atau mendatang.
Informasi, dalam lingkup sistem informasi, memiliki beberapa
ciri :
Benar atau salah.
Ini dapat berhubungan dengan realitas atau tidak. Bila penerima informasi yang
salah mempercayainya, akibatnya sama seperti yang benar.
Baru. Informasi
dapat sama sekali baru dan segar bagi penerimanya.
Tambahan. Informasi
dapat memperbaharui atau memberikan tambahan baru pada informasi yang telah
ada.
Korektif.
Informasi dapat menjadi suatu koreksi atas informasi salah atau palsu
sebelumnya.
Penegas. Informasi
dapat mempertegas informasi yang telah ada. Ini masih berguna karena
meningkatkan persepsi penerimanya atas kebenaran informasi tersebut.
Adapun fungsi-fungsi
informasi adalah sebagai berikut :
Untuk meningkatkan
pengetahuan bagi si pemakai
Untuk mengurangi
ketidakpastian dalam proses pengambilan
keputusan pemakai
Menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari sesuatu hal.
IV. Jenis-jenis sistem informasi
Sistem informasi dikembangkan untuk tujuan yang berbeda-beda
tergantung pada kebutuhan bisnis. Oleh sebab itu jenis sistem informasi adalah
sebagai berikut : Transaction Processing System (TPS) berfungsi pada level
organisasi; Office Automation System (OAS) dan pendukung Knowledge Work System
(KWS) yang bekerja pada level knowledge. Sistem-sistem pada level yang lebih
tinggi meliputi Sistem Informasi Manajemen (SIM), dan Decision Support
System(DSS). Sistem ahli menerapkan
keahlian pembatasan keputusan untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan
khusus dan terstruktur. Pada level manajemen strategis kita menemukan Executive
Support System (ESS), Group Decision
Support System (GDSS), dan yang lebih umum dijelaskan sebagai Computer
Supported Collaboration Work Systems (CSCWS) yang membantu para pembuat keputusan
untuk beranekaragaman organisasi tak terstruktur atau semi terstruktur.
1. Transaction Processing System (TPS)
Transaction Processing System (TPS) adalah sistem informasi
yang terkomputerisasi yang dikembangkan untuk memproses data-data dalam jumlah
besar untuk transaksi bisnis rutin seperti daftar gaji dan inventarisasi. TPS
menghapus rasa bosan saat melakukan transaksi operasional sekaligus mengurangi
waktu, meskipun orang masih harus memasukkan data ke sistem komkputer secara
manual.
Transaction Processing System merupakan sistem tanpa batas
yang memungkinkan organisasi berinteraksi dengan lilngkungan eksternal. Karena
manajer melihat data-data yang dihasilkan oleh TPS untuk memperbaharui
informasi setiap menit mengenai apa yang terjadi di perusahaan mereka. Dimana
hal ini sangat peting bagi operasi bisnis dari hari ke hari agar sistem-sistem
ini dapat berfungsi dengan lancar dan tanpa interupsi sama sekali.
2. Office Automation System (OAS) dan Knowledge Work System (KWS)
Office Automation System (OAS) mendukung pekerja data, yang
biasanya tidak menciptakan pengetahuan baru melainkan hanya menganalisis
informsi sedemikian rupa untuk mentransformasikan data atau untu
memanipulasikannya dengan cara-cara tertentu sebelum membaginya atau
menyebarkannya secara keseluruhan, dengan
organisasi dan, kadang-kadang, diluar itu. Aspek-aspek OAS yang sudah
kita kenal seperti word proessing, spreadsheets, destop, publishing, electronic
scheduling dan komunikasi melalui voice mail, email, dan video confrencing.
Knowledge Work System (KWS)
mendukung para pekerja profesional seperti ilmuwan, insinyur, dan doktor
dengan membantu mereka menciptakan pengetahuan baru dan memungkinkan mereka
mengkontribusikannya ke organisasi atau masyarakat.
3. Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Sisitem Informasi Manajemen (SIM) tidak menggantikan
Transaction Processing Systems; melainkan semua SIM mencakup pengolahan
transaksi. SIM adalah sistem informasi yang sudah terkomputerisasi yang bekerja
karena adanya interaksi antara manusia dan komputer. Dengan bantuan manusia,
perangkat lunak (program komputer) dan perangkat keras (komputer, printer, dan
lain-lain) agar berfungsi dengan baik, SIM mendukung spektrum tugas-tugas
organisasional yang lebih luas dari Transaction Processing Systems, termasuk
analisis keputusan dan pembuatan keputusan.
Untuk mengakses informasi, pengguna SIM membagi basis data
biasa. Basis data menyimpan data-data dan model yang membantu pengguna
menginterprestasikan dan menerapkan data-data tersebut. SIM menghasilkan output
informasi yang digunakan untuk membuat keputusan. SIM juga dapat membantu
menyatukan beberapa fungsi informasi bisnis yang sudah terkomputerisasi, meski
tidak berupa suatu struktur tunggal.
4. Decision Support System (DSS)
Kelas sistem informasi terkomputerisasi pada level yang
lebih tinggi adalah Decision Support System (DSS). DSS hampir sama dengan SIM
tradisional kerena keduanya sama-sama tergantung pada basis data sebagai sumber
data. DSS berangkat dari SIM tradisional kerena menekankan pada fungsi
mendukung pembuatan keputusan di seluruh tahap-tahapnya, meskipun keputusan
aktual masih wewenang eklusif pembuat keputusan. DSS lebih sesuai untuk
orang-orang atau kelompok yang menggunakannya daripada SIM tradisional.
. Tugas Pengendalian Dalam Sistem Informasi Yang Terdiri Dari :
Kontrol proses pengembangan.
Selama fase disain dan analisis dari siklus hidup system,
Analis System, DBA dan Manajer Jaringan membangun fasilitas kontrol tertentu
dalam disain system. Selama fase implementasi, programmer menggabungkan kontrol
tersebut ke dalam system. Disain system dikontrol dengan cara menggabungkan
kontrol software menjadi lima bagian pokok. Untuk memastikan bahwa CBIS yg
diimplementasikan dpt memenuhi kebutuhan pemakai atau berjalan sesuai rencana
1. Fase Perencanaan
Mendefinisikan tujuan dan kendala
2. Fase Analisis & Disain
Mengidentifikasi kebutuhan informasi
Menentukan kriteria penampilan Menyusun disain dan standar
operasi CBIS
3. Fase Implementasi
Mendefinisikan program pengujian yang dapat diterima
Memastikan apakah memenuhi criteria penampilan Menetapkan prosedur utk
memelihara CBIS
4. Fase Operasi & Kontrol
Mengontrol CBIS selagi berevolusi selama fase SLC
Memastikan bahwa CBIS yang diimplementasikan dapat memenuhi
kebutuhan
KONTROL DESAIN SISTEM
Tujuan untuk memastikan bahwa disainnya bisa meminimalkan
kesalahan,
mendeteksi kesalahan dan mengoreksinya.
Kontrol tidak boleh diterapkan jika biayanya lebih besar
dari manfaatnya. Nilai atau
manfaat adalah tingkat pengurangan resiko.
I. Permulaan Transaksi (Transaction Origination)
Perekaman satu elemen data/lebih pada dokumen sumber
1. Permulaan Dokumentasi Sumber
Perancangan dokumentasi
Pemerolehan dokumentasi
Kepastian keamanan dokumen
2. Kewenangan
Bagaimana entry data akan dibuat menjadi dokumen dan oleh
siapa
3. Pembuatan Input Komputer
Mengidentifikasi record input yang salah dan memastikan
semua data input
diproses
4. Penanganan Kesalahan
Mengoreksi kesalahan yang telah dideteksi dan menggabungkan
record yg
telah dikoreksi ke record entry
5. Penyimpanan Dokumen Sumber
Menentukan bagaimana dokumen akan disimpan dan dalam kondisi
bagaimana dapat dikeluarkan
Kontrol pengoperasian sistem.
Kontrol pengoperasian sistem dimaksudkan untuk mencapai
efisiensi dan
keamanan. Kontrol yang memberikan kontribusi terhadap tujuan
ini dapat diklasifikasikan
menjadi 5 area :
1. Struktur organisasional
Staf pelayanan informasi diorganisir menurut bidang
spesialisasi. Analisis,
Programmer, dan Personel operasi biasanya dipisahkan dan
hanya
mengembangkan ketrampilan yang diperlukan untuk area
pekerjaannya sendiri.
2. Kontrol perpustakaan
Perpustakaan komputer adalah sama dengan perpustakaan buku,
dimana
didalamnya ada pustakawan, pengumpulan media, area tempat
penyimpanan
media dan prosedur untuk menggunakan media tersebut. Yang
boleh mengakses
perpustakaan media hanyalah pustakawannya.
3. Pemeliharaan Peralatan
Orang yang tugasnya memperbaiki computer yang disebut
Customer Engineer
(CE) / Field Engineer (FE) / Teknisi Lapangan menjalankan
pemeliharaan yang
terjadwal / yang tak terjadwal.
4. Kontrol lingkungan dan keamanan fasilitas
Untuk menjaga investasi dibutuhkan kondisi lingkungan yang
khusus seperti ruang
computer harus bersih keamanan fasilitas yang harus
dilakukan dengan
penguncian ruang peralatan dan komputer.
5. Perencanaan disaster
i. Rencana Keadaan darurat
Prioritas utamanya adalah keselamatan tenaga kerja
perusahaan
ii. Rencana Backup
Menjelaskan bagaimana perusahaan dapat melanjutkan
operasinya dari ketika
terjadi bencana sampai ia kembali beroperasi secara normal.
iii. Rencana Record Penting
Rencana ini mengidentifikasi file data penting &
menentukan tempat penyimpanan
kopi duplikat.
iv. Rencana Recovery
Rencana ini mengidentifikasi sumber-sumber peralatan
pengganti, fasilitas
komunikasi da pasokan-pasokan.
MENGAMANKAN SUMBER DAYA INFORMASI
Perusahaan melakukan investasi besar dalam sumber daya
informasinya
Sumber daya tersebar di seluruh organisasi dan tiap manajer
bertanggungjawab atas
sumber daya yang berada di areanya, membuat mereka aman dari
akses yang tidak
sah
Manajemen dan Sistem Informasi Manajemen 1, Pertemuan Ke-13
Noviyanto, ST Halaman 4
KEAMANAN SISTEM
Tujuan Keamanan Sistem (System Security)
1. Kerahasiaan
Perusahaan berusaha melindungi data dan informasi dari
pengungkapan kepada
orang-orang yang tidak berhak
2. Ketersediaan
Tujuan CBIS adalah menyediakan data dan informasi bagi
mereka yg berwenang untuk
menggunakannya terutama bagi subsistem CBIS yang
berorientasi informasi SIM, DSS
dan SP
3. Integritas
Semua subsistem CBIS harus menyediakan gambaran akurat dari
sistem fisik yang
diwakilinya
ANCAMAN KEAMANAN
1. Pengungkapan tidak sah dan pencurian
Jika database dan software tersedia bagi orangorang yang
tidak berwenang untuk
mendapatkan aksesnya, hasilnya dapat berupa kehilangan
informasi
2. Penggunaan tidak sah
Orang-orang yang biasanya tidak berhak menggunakan sumber
daya perusahaan
3. Penghancuran tidak sah dan penolakan jasa Orang dapat merusak / menghancurkan
hardware dan software menyebabkan terhentinya operasi
komputer perusahaan
4. Modifikasi tidak sah
5. Jenis modifikasi yang sangat mencemaskan disebabkan oleh sotware yang merusak
yang terdiri dari program lengkap/segmen kode yg
melaksanakan fungsi yang tidak
dikehendaki pemilik system
Dasar untuk keamanan terhadap ancaman oleh orang orang yang
tidak berwenang adalah
pengendalian akses karena jika orang tidak berwenang ditolak
aksesnya ke sumber daya
informasi, perusakan tidak dapat dilakukan
PENGENDALIAN AKSES
1. Identifikasi pemakai (User Identification)
Pemakai mula-mula mengidentifikasi diri sendiri dengan
menyediakan sesuatu yang
diketahuinya seperti kata sandi
2. Pembuktian keaslian pemakai (User Authentication)
Pemakai membuktikan haknya atas akses dengan menyediakan
sesuatu yang
menunjukkan bahwa dialah orangnya, seperti tanda tangan
3. Otorisasi pemakai (User Authorization)
User Identification dan User Authentication menggunakan
profil pemakai / penjelasan
mengenai pemakai yang berwenang User Authorization
menggunakan file
pengendalian akses yang menentukan tingkat-tingkat akses
yang tersedia untuk tiap
pemakai
Suatu AUDIT LOG disimpan untuk semua kegiatan pengendalian
akses seperti tanggal,
jam serta identifikasi terminal. LOG digunakan untuk
menyiapkan laporan keamanan.
http://wahyu-barubuat.blogspot.com/2011/11/keamanan-dan-kontrol-sistem-informasi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar