1. SIKLUS HIDUP
SISTEM
Siklus hidup sistem (system life cycle – SLC) adalah proses
evolusioner yang diikuti dalam menerapkan sistem atau subsistem informasi
berbasis komputer. SLC sering disebut dengan pendekatan air terjun (waterfall
approach) bagi pengembangan dan penggunaan sistem. Dilakukan dengan strategi
Top-Down Design.
Tahapan
dari siklus hidup sistem yaitu :
1. Tahap
Perencanaan
2. Tahap Analisis
3. Tahap Rancangan
4. Tahap
Penerapan
5. Tahap
Penggunaan
FASE PERENCANAAN
Keuntungan dari merencanakan proyek CBIS, yaitu :
·
Menentukan lingkup dari proyek
Unit organisasi, kegiatan atau sistem manakah yang terlibat
dan mana yang tidak ? Hal tersebut akan memberikan perkiraan awal dari skala
sumber daya yang diperlukan.
·
Mengenali berbagai area permasalahan potensial
Akan menunjukkan hal-hal yang mungkin tidak berjalan dengan
semestinya, sehingga hal tersebut dapat dicegah.
·
Mengatur urutan tugas
Banyak tugas-tugas terpisah yang diperlukan untuk mencapai
sistem. Tugas tersebut diatur dalam urutan logis berdasarkan prioritas
informasi dan kebutuhan agar efisien.
·
Memberikan dasar untuk pengendalian
Tingkat kinerja metode pengukuran tertentuharus
dispesifikasikan sejak awal.
Langkah-langkahnya
1.
Menyadari masalah
Kebutuhan akan proyek CBIS biasanya dirasakan oleh manajer
perusahaan, non manajer, dan elemen-elemen dalam lingkungan perusahaan.
2.
Mendefinisikan masalah
Setelah manajer menyadari adanya masalah, ia harus
memahaminya dengan baik agar dapat mengatasi permasalah tersebut. Ia melakukan
identifikasi dimana letak permasalahannya, penyebabnya dan berusahan
mengumpulkan semua informasi. Jika perusahaan mempunyai kebijakan untuk
mendukung end user computing, dan manajer ingin memakai pendekatan tersebut
untuk pengembangan sistem, maka ia bertanggung jawab untuk membuat definisi.
Selain itu, manajer memerlukan bantuan analis sistem yang saling bekerja sama
dengan manajer.
3.
Menentukan tujuan sistem
Manajer dan analis sistem mengembangkan suatu daftar tujuan
sistem yang harus dipenuhi oleh sistem untuk memuaskan pemakai. Sehingga tujuan
hanya dinyatakan secara umum, yang nantinya akan dibuat lebih spesifik.
4.
Mengidentifikasi kendala sistem
Sistem baru dalam pengoperasiannya tidak bebas dari kendala.
Beberapa kendala mungkin ditimbulkan oleh lingkungan, seperti laporan pajak
yang diminta oleh pemerintah dan informasi pembayaran yang dibutuhkan oleh
konsumen. Kendala lainnya, seprti keharusan menggunakan perangkat keras yang
telah ada atau menyiapkan dan menjalankan sistem pada tanggal tertentu.
Kendala-kendala tersebut penting untuk diidentifikasi sebelum sistem
benar-benar mulai dikerjakan. Dengan demikian, baik rancangan sistem maupun
kegiatan proyek akan berada di antara kendala-kendala tersebut.
5. Membuat
studi kelayakan
Studi kelayakan adalah suatu tinjauan seklias pada
faktor-faktor utama yang akan mempengaruhi kemampuan sistem untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Ada enam dimensi kelayakan, yaitu :
a. Teknis;
tersediakan hardware dan software untuk melaksanakan pemrosesan yang diperlukan
?
b. Pengembalian
ekonomis; dapatkah sistem yang diajukan dinilai secara keuangan dengan
membandingkan kegunaan dan biayanya ?
c. Pengembalian
non ekonomis; dapatkah sistem yang diajukan dinilai berdasarkan
keuntungan-keuntungan yang tidak dapat diukur dengan uang?
d. Hukum dan
etika; akankah sistem yang diajukan beroperasi dalam batasan hokum dan etika ?
e. Operasional;
apakah rancangan sistem akan didukung oleh orang-orang yang akan menggunakannya
?
f. Jadual;
mungkinkah penerapan sistem dalam kendala waktu yang ditetapkan ?
Analis sistem mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk
menyawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan mewawancarai beberapa pegawai
penting dalam area pemakai.
6.
Menyiapkan usulan penelitian sistem
Jika suatu sistem dan proyek tampak layak, diperlukan
penelitian sistem secara menyeluruh. Penelitian sistem (sistem study) akan
memberikan dasar yang terinci bagi rancangan sistem baru mengenai apa yang
harus dilakukan sistem itu dan bagaimana sistem tersebut melakukannya. Analis
akan menyiapkan usulan penelitian sistem yang memberi dasar bagi manajer untuk
menentukan perlu tidaknya pengeluaran untuk analisi. Hal penting yang harus
diingat tentang usulan tersebut adalah bahwa sebagian besar isinya didasarkan
pada perkiraan (perkiraan merupakan informasi terbaik yang tersedia) dan
perkiraan jauh lebih baik daripada tanpa informasi sama sekali. Selebihnya akan
dipelajari ketika siklus hidup mulai berjalan.
7.
Menyetujui atau menolak proyek penelitian
Manajer dan komite pengarah menimbang pro dan kontra proyek
dan rancangan sistem yang diusulkan, serta menentukan apakah perlu diteruskan à
keputusan teruskan / hentikan. Pertimbangan penting yang perlu dilakukan yaitu
:
a. Akankah
sistem yang diusulkan dapat mencapai tujuannya ?
b. Apakah
penelitian proyek yang diusulkan merupakan cara terbaik untuk melakukan
analisis sistem ?
Jika keputusannya adalah teruskan maka proyek akan berlanjut
ke tahap penelitian (analisis). Namun, jika keputusannya hentikan maka semua
pihak mengalihkan perhatiannya ke masalah-masalah lain.
8.
Menetapkan mekanisme pengendalian
Sebelum penelitian sistem dimulai, SC MIS menetapkan
pengendalian proyek dengan menentukan apa yang harus dikerjakan, siapa yang
melakukannya, dan kapan akan dilaksanakan. Setelah jadual ditetapkan, jadual
tersebut harus didokumentasikan dalam bentuk yang memudahkan pengendalian.
(misalkan gunakan Microsoft Project).
3. TAHAP
ANALISIS&DESAIN
Ketika perencanaan selesai dan mekanisme pengendalian telah
berjalan, tim proyek beralih pada analisis sistem yang telah ada. Analisis
sistem adalah penelitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan untuk
merancang sistem baru atau diperbarui.
Adapun tahapannya yaitu :
1.
Mengumumkan Penelitian Sistem
Manajer khawatir terhadap penerapan aplikasi komputer baru
yang mempengaruhi kerja para pegawainya. Sehingga perlu dikomunikasikan kepada
para pegawai tentang :
a. alasan
perusahaan melaksanakan proyek
b. bagaimana
sistem baru akan menguntungkan perusahaan dan pegawai.
2.
Mengorganisasikan Tim Proyek
Tim proyek yang akan melakukan penelitian sistem
dikumpulkan. Agar proyek berhasil, pemakai sangat perlu berperan aktif daripada
berperan pasif. Banyak perusahaan mempunyai kebijakan menjadikan pemakai
sebagai pemimpin proyek dan bukannya spesialis informasi.
3.
Mendefinisikan Kebutuhan Informasi
Analis mempelajari kebutuhan informasi pemakai dengan
terlibat dalam berbagai kegiatan pengumpulan informasi (wawancara, pemgamatan,
pencarian catatan, dan survei). Dari semua metode tersebut, wawancara
perorangan lebih disukai, dengan alasan :
·
Menyediakan komunikasi dua arah dan pengamatan terhadap bahasa tubuh.
· Dapat
meningkatkan antusiasme pada proyek baik dari pihak spesialis maupun pihak
pemakai.
· Dapat
menjalin kepercayaan antara pemakai dan spesialis informasi.
·
Memberi kesempatan bagi peserta proyek untuk mengungkapan pandangan yang
berbeda bahkan bertentangan.
Dokumentasi dapat berupa flowchart, diagram aliran data
(data flow diagram), dan grafik serta penjelasan naratif dari proses dan data.
Istilah kamus proyek sering digunakan untuk menggambarkan semua dokumentasi
yang menjelaskan suatu sistem.
4.
Mendefinisikan Kriteria Kinerja Sistem
Langkah selanjutnya adalah menspesifikasikan secara tepat
apa yang harus dicapai oleh sistem, yaitu kriteria kinerja sistem. Misalkan,
· Laporan harus disiapkan dalam bentuk
salinan kertas dan tampilan komputer;
·
Laporan harus tersedia tidak lebih dari 3 hari setelah akhir bulan;
·
Laporan harus membandingkan pendapatan dan biaya actual dengan
anggarannya baik untuk bulan lalu maupun sepanjang tahun hingga sekarang (year
to date).
5.
Menyiapkan Usulan Rancangan
Analis sistem memberikan kesempatan bagi manajer untuk
membuat keputusan teruskan atau hentikan untuk kedua kalinya. Dalam hal ini manajer
harus menyetujui tahap rancangan dan kungan bagi keputusan tersebut termasuk di
dalam usulan rancangan.
6. Menerima
atau Menolak Proyek Rancangan
Manajer dan komite pengarah SIM mengevaluasi usulan
rancangan dan menentukan apakah akan memberikan persetujuan atau tidak. Dalam
beberapa kasus, tim mungkin diminta melakukan analisis lain dan menyerahkannya
kembali atau mungkin proyek ditinggalkan. Jika disetujui, proyek maju ke tahap
rancangan.
Secara diagram tahapan analisis tampak pada Gambar 8.3.
sedangkan contoh format untuk dokumen usulan rancangan, yaitu sebagai berikut :
1. Ikhtisar
eksekutif
2. Pendahuluan
3. Definisi
masalah
4. Tujuan dan
kendala sistem
5. Kriteria
kinerja
6. Berbagai
alternatif sistem yang mungkin
7. Rancangan
proyek yang disarankan
7.1.Tugas-tugas yang harus dilaksanakan
7.2.Kebutuhan sumber daya manusia
7.3.Jadual kerja
7.4.Perkiraan biaya
8. Dampak yang
diharapkan dari sistem
8.1. Dampak pada struktur organisasi perusahaan
8.2. Dampak pada operasi perusahaan
8.3. Dampak pada sumber daya perusahaan
9. Rencana
pengembangan umum (tahap analisis, rancangan dan penerapan)
10. Ikhtisar
4. TAHAP
IMPLEMENTASI
Rancangan sistem adalah penentuan proses dan data yang
diperlukan oleh sistem baru. Jika sistem itu berbasis komputer, rancangan dapat
menyertakan spesifikasi jenis peralatann yang akan digunakan. Langkah-langkah
tahapan rancangan yaitu :
1.
Menyiapkan rancangan sistem yang terinci
Analis bekerja sama dengan pemakai dan mendokumentasikan
rancangan sistem baru dengan alat-alat yang dijelaskan dalam modul teknis.
Beberapa alat memudahkan analis untuk menyiapkan dokumentasi secara top-down,
dimulai dengan gambaran besar dan secara bertahap mengarah lebih rinci. Pendekatan
top-down ini merupakan ciri rancangan terstruktur (structured design), yaitu
rancangan bergerak dari tingkat sistem ke tingkat subsistem. Alat-alat
dokumentasi yang popular yaitu diagram arus data (data flow diagram), diagram
hubungan entitas (entity relationship duagram), kamus data (data dictionary),
flowchart, model hubungan objek, dan spesifikasi kelas.
2.
Mengidentifikasi berbagai alternatif konfigurasi sistem
Analis mengidentifikasi konfigurasi – bukan merek atau model
– peralatan komputer yang akan memberikan hasil yang terbaik bagi sistem dalam
menyelesaikan pemrosesan. Identifikasi merupakan suatu proses berurutan,
dimulai dengan berbagai kombinasi yang dapat menyelesaikan setiap tugas.
3.
Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi sistem
Analis bekerja sama dengan manajer mengevaluasi berbagai
alternatif. Alternatif yang dipilih adalah yang paling memungkinkan subsistem
memenuhi kriteria kinerja, dengan kendala-kendala yang ada.
4. Mimilih
konfigurasi terbaik
Analis mengevaluasi semua konfigurasi subsistem dan
menyesuaikan kombinasi peralatan sehingga semua subsistem menjadi satu
konfigurasi tunggal. Setelah selesai, analis membuat rekomendasi kepada manajer
untuk disetujui. Bila manajer menyetujui konfigurasi tersebut, persetujuan
selanjutnya dilakukan oleh SC MIS.
5.
Menyiapkan usulan penerapan
Analis menyiapkan usulan penerapan (implementation proposal)
yang mengikhtisarkan tugas-tugas penerapan yang harus dilakukan, keuntungan
yang diharapkan, dan biayanya.
6.
Menyetujui atau menolak penerapan sistem
Keputusan untuk terus pada tahap penerapan sangatlah
penting, karena usaha ini akan sangat meningkatkan jumlah orang yang telibat.
Jika keuntungan yang diharapkan dari sistem melebihi biayanya, maka penerapan
akan disetujui.
Secara diagram tahapan analisis tampak pada Gambar 8.4.
sedangkan contoh format untuk dokumen usulan penerapan, yaitu sebagai berikut :
1. Ikhtisar
eksekutif
2. Pendahuluan
3. Definisi
masalah
4. Tujuan dan
kendala sistem
5. Kriteria
kinerja
6. Rancangan
sistem
Deskripsi
ringkasan
Konfigurasi peralatan
7. Proyek
penerapan yang disarankan
Tugas-tugas yang harus dilaksanakan
Kebutuhan
sumber daya manusia
Jadual
kerja
Perkiraan
biaya
8. Dampak yang
diharapkan dari sistem
8.1. Dampak pada struktur organisasi perusahaan
8.2. Dampak pada operasi perusahaan
8.3. Dampak pada sumber daya perusahaan
9. Rencana
penerapan umum
10. Ikhtisar
6. FASE OPERASI
Tahap penggunaan terdiri dari 5 langkah, yaitu :
1. Menggunakan sistem
Pemakai menggunakan sistem untuk mencapai tujuan yang
diidentifikasikan pada tahap perencanaan.
2. Audit sistem
Setelah sistem baru mapan, penelitian formal dilakukan untuk
menentukan seberapa baik sistem baru itu memenuhi kriteria kinerja. Studi
tersebut dikenal dengan istilah penelaahan setelah penerapan (post
implementation review). Hasil audit dilaporkan kepada CIO, SC MIS dan pemakai.
Proses tersebut diulangi, mungkin setahun sekali, selama penggunaan sistem
berlanjut.
3. Memelihara sistem
Selama manajer menggunakan sistem, berbagai modifikasi
dibuat sehingga sistem terus memberikan dukungan yang diperlukan. Modifikasinya
disebut pemeliharaan sistem (sistem maintenance). Pemeliharaan sistem
dilaksakan untuk 3 alasan, yakni :
a. Memperbaiki
kesalahan
b. Menjaga
kemutakhiran sistem
c. Meningkatkan
sistem
4. Menyiapkan usulan
rekayasa ulang
Ketika sudah jelas bagi para pemakai dan spesialis informasi
bahwa sistem tersebut tidak dapat lagi digunakan, diusulkan kepada SC MIS bahwa
sistem itu perlu direkayasa ulang (reengineered). Usulan itu dapat berbentuk
memo atau laporan yang mencakup dukungan untuk beralih pada suatu siklus hidup
sistem baru. Dukungan tersebut mencakup penjelasan tentang kelemahan inheren
sistem, statistik mengenai biaya perawatan, dan lain-lain.
5. Menyetujui atau menolak rekayasa ulang sistem
Manajer dan komite pengarah SIM mengevaluasi usulan rekayasa
ulang sistem dan menentukan apakah akan memberikan persetujuan atau tidak.
Prototipe (Prototyping).
Prototype memberikan ide bagi pembuat dan pemakai potensial
tentang cara sistem berfungsi dalam bentuk lengkapnya. Proses akan menghasilkan
prototype (prototyping).
Daya tarik prototype, yaitu :
a.
Komunikasi antar analis sistem dengan pemakai membaik.
b. Analis
dapat bekerja dengan lebih baik dalam menentukan kebutuhan pemakai.
c. Pemakai
berperan lebih aktif dalam pengembangan sistem.
d. Lebih
efisien dan dapat menghemat biaya pengembangan.
e.
Penerapan lebih mudah.
Potensi kegagalan prototype, yaitu :
a.
Bersifat tergesa-gesa.
b. Berharap
sesuatu yang tidak realistis dari sistem operasionalnya.
c.
Prorotipe I tidak efisien terhadap sistem yang dikodekan dengan bahasa
pemrograman.
d. User
interface tidak mencerminkan teknik perancangan yang baik.
Penerapannya mempunyai prospek yang baik, dengan
karakteristik sebagai berikut :
a. Risiko
tinggi
b.
Pertimbangan interaksi pemakai
c. Jumlah
pemakai banyak
d. Dibutuhkan penyelesaian yang cepat
e.
Perkiraan tahap penggunaan sistem yang pendek
f. Sistem
yang inovatif
g. Perilaku
pemakai yang sukar ditebak.
Pengembangan Aplikasi Cepat (rapid application development –
RAD)
RAD merupakan seperangkat strategi, metodologi dan peralatan
yang terintegrasi dalam satu kerangka kerja menyeluruh (information engineering
– IE).
Metodologi RAD akan memberi respon yang cepat terhadap
kebutuhan pemakai, tetapi dengan lingkup yang lebih luas.
Unsur-unsur penting RAD, yaitu :
a. Manajemen,
harus mendukung RAD sepenuhnya dan menyediakan lingkungan kerja yang membuat
kegiatan tersebut sangat menyenangkan.
b. Manusia,
dibentuk beberapa Tim yang terspesialisasi yang dikenal dengan istilah SWAT
(Skilled with advanced tools).
c. Metodologi,
yaitu siklus hidup RAD yang terdiri dari perencanaan kebutuhan, rancangan
pemakai, konstruksi, dan cutover.
d. Peralatan,
terdiri dari bahasa pemrograman generasi ke-4 dan peralatan CASE (computer
aided software engineering)
7. IKHTISAR
Evolusi sistem berbasis komputer mengikuti suatu pola yang
disebut siklus hidup sistem, yang terdiri dari tahap perencanaan, analisis,
rancangan, dan penerapan serta penggunaan. Manajer dari area pemakai terlibat
dalam perencanaan dengan maksud agar proyek akan memperoleh manfaat. Analis
sistem membantu manajer dalam pendefinisian masalah, menetapkan tujuan dan
mengenai kendala-kendala serta studi kelayakan.
Tahap analisis dimulai dengan pengumuman kepada para pegawai
dan dibentuknya tim proyek. Kegiatan yang dilakukan yaitu pemakai
mendefinisikan kebutuhan informasi, menentukan kriteria kinerja, menyiapkan
usulan rancangan untuk merancang sistem baru.
Tahap rancangan mulai saat analis terlibat dalam rancangan
sistem yang terinci, dengan menggunakan teknik-teknik dan peralatan terstruktur
yang mendokumentasikan proses dan data. Dilakukan pula identifikasi konfigurasi
sistem alternatif dan dievaluasi, dan yang terbaik dipilih. Diajukan usulan penerapan yang akan memberi dasar
untuk menciptakan suatu sistem kerja dari dokumentasi rancangan.
Tahap penerapan melibatkan para spesialis informasi lainnya,
pemakai tambahan dan mungkin orang luar seperti konsultan dan kontraktor.
Setelah perancangan yang terinci diperoleh perangkat keras dan perangkat lunak
serta dibuat database. Ketika fasilitas fisik telah siap dan pendidikan yang
diperlukan telah dilaksanakan, manajemen menentukan apakah cutover ke sistem
baru perlu dilaksanakan. Apabila sistem tersebut dianggap tidak bisa digunakan
lagi, pihak manajemen dapat mengotorisasi proyek rekayasa ulang, yang mengulang
siklus hidup sistem.
Setelah tahap penggunaan dimulai, analis sistem dan auditor
internal melaksanakan penelaahan pasca penerapan, yang diulang secara berkala
sepanjang umur hidup sistem. Spesialis informasi juga melakukan pemeliharaan
sistem.
Meskipun siklus hidup sistem mewakili bentuk dasar dari
kerja sistem, siklus hidup sistem terpengaruh perubahan metodologi lain yang
menekankan penggunaan peralatan pengembangan berbasis komputer. Salah satunya
yaitu rapid application development – RAD yang menyatukan baik CASE maupun
prototyping
http://wahyu-barubuat.blogspot.com/2011/11/siklus-hidup-sistem.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar